28 Agustus 2013

Hikmah La Tahzan

Terimalah setiap pemberian Allah dengan rela hati, niscaya anda menjadi manusia paling kaya

Lihatlah, betapa banyak sarjana yang atau doktor yang tidak dapat memberi kontribusi, pemikiran dan pengaruh yang cukup bagi masyarakatnya. Namun sebaliknya; tak sedikit manusia yang dengan ilmu dan kemampuannya yang sangat terbatas justru mampu membangun sungai yang senantiasa mengalirkan manfaat, kebaikan, dan kemakmuran bagi sesama manusia.

Jika anda ingin bahagia, maka terimalah dengan rela hati bentuk perawakan tubuh yang diciptakan Allah untuk anda, apapun kondisi keluarga anda, bagaimanapun suara anda, seperti apapun kemampuan daya tangkap dan pemahaman anda, serta seberapapun penghasilan anda.

Demikianlah, telah kami jadikan kamu umat yang adil dan pilihan”

Dudukkanlah hati anda pada kursinya, niscaya kebanyakan hal yang dikhawatirkan tak akan pernah terjadi. Dan sebelum sesuatu yang anda cemaskan itu benar-benar terjadi, perkirakan saja apa yang paling buruk darinya. Kemudian, persiapkan diri anda untuk menghadapinya dengan tenang. Dengan begitu, anda akan dapat menghindari semua bayangan-bayangan menakutkan yang acap kali sudah mencabik-cabik hati sebelum benar-benar terjadi.
Tersenyumlah

Andai saya disuruh memilih antara harta yang banyak atau kedudukan yang tinggi dengan jiwa yang tenteram damai dan selalu tersenyum, pastilah aku memilih yang kedua. Sebab, apa artinya harta yang banyak bila wajah selalu cemberut? Apa artinya kedudukan bila hati selalu cemas? Apa artinya semua yang ada di dunia ini bila perasaan selalu sedih seperti orang yang usai mengantar jenazah kekasihnya? Apa arti kecantikan seorang istri jika selalu cemberut dan hanya membuat rumah tangga menjadi neraka saja? Tentu saja, seorang istri yang tidak terlalu cantik akan seribu kali lebih baik jika dapat menjadikan rumah tangga senantiasa laksana surga yang menyejukkan setiap saat.

Hidup ini adalah seni bagaimana membuat sesuatu. Dan seni harus dipelajari serta ditekuni. Maka sangatlah baik bila manusia berusaha keras dan penuh kesungguhan mau belajar bagaimana menghasilkan bunga-bunga, semerbak harum wewangian, dan kecintaan di dalam hidupnya. Itu lebih baik daripada ia terus menguras tenaga dan waktunya hanya untuk menimbun harta di saku atau gudangnya. Apalah arti hidup ini, bila hanya habis untuk mengumpulkan harta benda dan tak dimanfaatkan sedikitpun untuk meningkatkan kualitas kasih sayang, cinta, keindahan dalam hidup ini?

Jika anda meyakini diri anda diciptakan hanya untuk meraih hal-hal yang kecil, maka anda pun hanya akan mendapatkan yang kecil-kecil saja dalam hidup ini. Tapi sebaliknya, bila anda yakin bahwa diri anda diciptakan untuk menggapai hal-hal yang besar, nisacaya anda akan mendapatkan semangat dan tekad yang besar yang akan mampu menghancurkan semua aral dan hambatan. Dengan semangat itu pula, anda akan dapat menembus setiap tembok penghalang dan memasuki lapangan kehidupan yang sangat luas untuk suatu tujuan yang mulia. Ini dapat kita saksikan dalam banyak kenyataan hidup. Barang siapa ikut lomba lari 100 m misalnya, ia akan merasa capek tatkala telah menyelesaikannya. Lain halnya dengan seorang peserta lomba 400 m, ia belum merasa capek tatkala sudah enempuh jarak 100 atau 200 m. Begitulah adanya, jiwa hanya akan memberikan kadar semangat sesuai dengan kadar atau tingkatan sesuatu yang akan dicapai seseorang. Maka, pikirkanlah setiap tujuan anda. Dan jangan lupa, hendaklah tujuan anda itu selalu yang tinggi dan sulit dicapai. Jangan pernah putusa asa selama masih dapat mengayunkan kaki untuk menempuh langkah baru setiap harinya. Sebab, rasa putus asa, patah semangat, selalu berpandangan negatif terhadap segala sesuatu, suka mencari-cari aib dan kesalahan orang lain, dan besar mulut hanya akan menghambat langkah, menciptakan kemuraman dan menempatkan jiwa di dalam sebuah penjara yang pengap. 

Baca selengkapnya disini 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar