15 Februari 2012

Mestakung Rahasia Sukses Meraih Impian oleh Prof. Yohanes Surya, Ph. D.


“Saya sangat yakin bahwa prinsip-prinsip semesta akan sangat indah dan sederhana” (Albert Einstein)

Dalam Fisika, proses pengaturan diri pada kondisi kritis dikenal sebagai fenomena kritis (critical phenomena). Pada kondisi kritis, proses pengaturan diri tidak hanya terjadi dalam diri satu individu saja, tetapi juga dalam individu-individu lain di sekitarnya. Individu-individu dalam sistem itu mengatur dirinya dan bekerja bersama-sama menghasilkan sesuatu (emerge) yang sangat berbeda denganb keadaan awalnya.

… Saya namakan proses pengaturan diri secara bersama-sama ini dengan istilah MESTAKUNG, yang merupakan singkatan dari Semesta Mendukung. Mari kita bayangkan semesta dan bekerja bersama-sama pada kondisi kritis menghasilkan suatu perubahan yang tidak terduga.

“Perjalanan ribuan mil dimulai dari satu langkah pertama” (Peribahasa Cina)

Mestakung terjadi dimana-mana.
Mestakung terjadi ketika kita mau melangkah.
Mestakung dakam otak menghasilkan kreativitas.
Mestakung butuh waktu dan kesabaran.
Tidak kamus menyerah dalam mestakung.
Mestakung pantang bicara “tidak mungkin”
Mestakung dimulai dari mimpi.
Mestakung butuh fokus.
Mestakung tidak mengenal kata “Gagal”
Mestakung menghasilkan sukses yang luar biasa.
Mimpilah setinggi-tingginya dan raihlah itu.
Doa merupakan kekuatan mestakung.

“Orang yang kreatif ingin mengetahui segala hal : sejarah kuno, matematika abad 19, teknologi mesin terbaru, merangkai bung dan merancang masa depan. Karena dia tak pernah tahu kapan ide-ide tersebut bisaa muncul dan membentuk satu ide baru. Bisa enam menit lagi atau enam bulan lagi atau malah enam tahun lagi. Namun dia percaya hal itu akan terjadi” (Carl Ally, co-founder Ally & Gargano, salah satu biro periklanan paling terkemuka tahun 1960 – 1970an)

Fisikawan abad 19, Hermann von Helmholtz, membagi terjadinya proses kreatif ini dalam tiga tahap : saturasi, inkubasi (pengeraman ide), dan iluminasi (pencerahan). Di tahap saturasi ini otak dipenuhi berbagai masukan untuk menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi. Kemudian di masa inkubasi, menurut psikoanalis, aktivitas otak terus berlangsung, tetapi hanya di alam bawah sadar. Masa inkubasi ini tidak perlu terlalu lama (tergantung pada persoalan yang dihadapi). Setelah lewat masa inkubasi, barulah muncul ide kreatif yang memberikan pencerahan untuk pemecahan masalah tersebut.

Tiga proses kreatif, saturasi, inkubasi dan iluminasi.


“Kesabaran, keteguhan hati, dan kerja keras adalah kombinasi mutlak menuju kesuksesan” (Napoleon Hill)

“Melangkahlah dengan kepala tegak menuju impianmu! Raih seluruh cita-citamu.” (Henry David Thoreau)

“Tidak ada yang tidak mungkin; selalu ada jalan kemanapun, dan jika kita memiliki keinginan berartikita memiliki kekayaan. Hampir tiada alasan untuk mengatakan sesuatu itu mustahil.” (Francois de La Rochefoucauld, sastrawan Peranci abad ke-17)

“Kebahagiaan adalah mereka yang berani bermimpi dan berani berkorban demi mewujudkannya” (Leon Joseph, seniman Prancis abad ke-19)

“Bermimpi adalah kebebasan, jadi bebaskanlah impianmu” (Astrid Alauda)

Luiz Alvares, seorang peraih Nobel Fisika, selalu melaksanakan nasihat ayahnya untuk selalu duduk diam sambil memejamkan mata dan berusaha memikirkan persoalan-persoalan baru untuk kemudian diteliti dan dipecahkan. Beliau selalu bermimpi untuk menjadi The Most, The Best dan The First dalam segala bidang yang digelutinya.

“Kehidupan tidak akan pernah menjadi luar biasa tanpa fokus, dedikasi dan disiplin.” (Anonim)

“Kesuksesan mendatangi mereka yang tidak takut gagal.” (Winston Churchill, salah satu tokoh terpenting sejarah inggris modern dan sejarah dunia.)

Seorang peraih Nobel Fisika Masatoshi Koshiba bercerita bahwa ketika dia masih SMA, nilai fisikanya sangat jelek, sehingga guru-gurunya menertawakan niatnya untuk memasuki Jurusan Fisika. Saat pertama kali mendaftar di Tokyo University, dia tidak diterima. Apakah dia menyerah? Tidak. Koshiba mencoba lagi. Kali ini, usahanya yang pantang menyerah membuahkan hasil. Koshiba mulai mempelajari fisika di Tokyo University. Lewat perjuangan panjang, dia berhasil lulus, tetapi dengan nilai terendah. Kemudian Koshiba mendaftarkan diri ke University of Rochester, Amerika Serikat. Dengan berbekal surat rekomendasi dari dosennya di Tokyo University yang secara jujur menyatakan “His results are not good, but he's not that stupid (nilai memang tidak baik tetapi dia tidak sebodoh itu). Dia diterima di University of Rochester. Lagi-lagi, sikap pantang menyerahnya membawa dirinya mendapatkan gelar Ph. D. pada tahun 1955. Tahun 1958, Koshiba kembali ke Tokyo University untuk bekerja disana hingga 31 Maret 1987, sebelum akhirnya pindah ke Tokai University dan pensiun di tahun 1997. Koshiba yang sewaktu lulus dari Tokyo University mendapatkan nilai terendah akhirnya menjadi profesor fisika di tempat yang sama. Satu bulan sebelum ia mengakhiri masa kerjanya di Tokyo University (23 Februari 1987), Koshiba berhasil membuktikan keberadaan partikel elementer yang disebut neutrino, yang jejaknya dideteksi menggunakan detektor Kamiokande (untuk menghasilkan ledakan supernova) yang dirancang dan dibuatnya sendiri. Penemuannya ini melahirkan bidang penelitian baru yang sangat penting dalam astrofisika yaitu astronomi neutrino. Hasil penemuannya ini membuahkan hadiah Nobel Fisika pada tahun 2002.

“Kunci sukses sebenarnya adalah hasrat dan antusiasme.” (Walter Chrysler, pionir otomotif Jerman – Amerika)

“Jagalah agar mimpimu tetap hidup. Untuk menggapai mimpimu dibutuhkan keyakinan, visi, kerja keras, determinasi dan dedikasi. Ingat, semua itu menjadi mungkin bagi orang yang punya keyakinan teguh.” (Gail Devers, Atlet atletik kelas dunia asal AS dan mengidap kelainan thyroid)

“Sekadar mengetahui tidak cukup, kita harus menggunakannya.
Sekadar berkeinginan tidaklah cukup, kita harus bertindak.”
(Johann von Goethe, seniman serbabisa jerman).

Ada tiga hal yang merangsang terjadinya Mestakung, yaitu Kiritis, Langkah dan Tekun (Krilangkun).
Kritis : tempatkanlah diri kita pada kondisi kritis. Hal ini dapat dilakukan dengan menentukan sasaran yang jelas. Sasaran tersebut haruslah setinggi-tingginya dan beri waktu yang cukup untuk mencapainya.
Langkah : Kita harus melangkah. Untuk mendaki gunung tinggi kita perlu melangkah walapun kecil.
Tekun : Ketika kita melangkah, di tengah jalan kita akan melihat ombak dan merasakan terpaan angin. Ketekunan akan merangsang mestakung sehingga apa pun yg menjadi tujuan kita, pasti akan kita peroleh. Tekun sampai garis finis, jangan berhenti atau menyerah ditengah jalan.

“Orang pesimis melihat kesulitan di setiap kesempatan. Orang optimis melihat kesempatan di setiap kesulitan.” (Winston Churchill. Mantan Perdana Menteri inggris)

Tiga hukum mestakung :
1. Dalam setiap kondisi kritis ada jalan keluar;
2. Ketika kita melangkah, terlihatlah jalan keluar;
3. Ketika kita melangkah dengan tekun, terjadilah mestakung (semesta mendukung).

2 komentar: